Kamis, 05 Juni 2008

Di Antara Kesepian Bisu

Ketika aku membuka mata disaat sang mentari mulai membuka tabir suryanya, aku tersenyum membayangkan betapa aku sangat bahagia menemukan pagi yang begitu indah. Seketika terlintas dalam benakku bahwa hari ini aku ingin menemukan sebuah senyum, seikat harapan dan sebuket cinta yang kini terhalang sebuah realita. Harapan yang kubawa untuk menyambut mata hari di kala sang fajar tersenyum pada ku di pagi ini, membuat harapan - harapan akan ku temukan kembali sebuah kebahagian yang ku titipkan pada sang waktu. Ah..............andaikan saja engkau akan selalu ada maka aku tidak akan berayun diantara kesepian yang kian membisu. Kini aku meraba sebuah rasa yang aku temukan di antara sepi dan kesunyian yang menemani malam serta berdansa dengan siangku tanpa engkau sang Pecinta. Ah............... Dia betapa kesepian itu terobati dengan hadirnya dia diantara kesepianku melawan waktu dan engkau tak akan tahu bahwa aku menghianatimu, aku melukai harapan dan merusak mimpi - mimpi indah bersamamu. Namun aku terpenjara oleh sepi yang menghimpit nafasku yang kini kian sesak. Ijinkan aku memeluk erat senyum itu agar dapat kubawa dalam setiap desah nafas ini. Andai saja engkau tahu diantara kesepian bisu ini aku terkulai lemah melewati siang dan menahan sesak ketika gelap menyelimuti malam. Ah.............. Dia, hanya tersenyum ketika hati ini ingin menyapa dan menyentuhnya. Terlalu indah saat aku berada diantara kesepian bisu ini saat engkau tak berada didekatku, dan aku merindukan dirimu dan dirinya di antara kesepian bisu ini. Engkau tahu, dia menjadi mentari yang selalu ingin kulihat dan ku nanti setiap pagi, dan aku temukan mentari itu di antara kesepian bisu.

Tidak ada komentar: