Kamis, 29 Mei 2008

Jangan Mencintaiku Seperti Musim

Jangan engkau mencintaiku seperti musim karena musim dapat berubah silih waktu berganti, jangan mencintaiku seperti siang walau terang namun akan pergi ketika malam mengusirnya keperaduan. Namun Cintailah aku seperti air yang mengalir dari pegunungan, mengalir tanpa henti dan selalu memberikan kesejukan dikala dahaga. Jangan Mencintaiku seperti Musim semi walau semerbak keindahan tersebar diseluruh sudut relung hati, namun akan sirna ketika musim gugur datang menjemput semua impian dan harapan yang telah diukir sepanjang musim. Jangan mencintaiku seperti musin panas walau hangat mentarimu mampu menghangatkan seluruh lembah - lembah hatiku, namun akan kembali pergi ketika musim dingin mulai menjatuhkan satu persatu mutiara salju yang akan membekukan seluruh nadi - nadi cinta sampai pada titik terendah. Ketika itu aku akan terkulai lemah tanpa mampu berucap pada angin, bintang - bintang, dedaunan dan burung -burung. Maka cintai aku seperti air yang akan terus mengalir sepanjang waktu, sepanjang musim, sepanjang hari untuk memberikan nafas cinta disetiap tetesnya. Tanpa mengenal lelah memberikan kehidupan kepada setiap mahkluk, setiap insan yang membutuhkan tetesan air untuk terus bertahan dalam kekeringan asa kehidupan. Jangan mencintaiku seperti musim yang akan terus berganti silih waktu berputar, pergi meninggalkan puing - puing kegetiran, kehancuran dan kenangan yang akan kembali tertutupi oleh harapan yang tak pasti. Dan janganlah mencintai seperti musim. (my dairy)

Tidak ada komentar: