Selasa, 08 Juli 2008

Dairy padang Ilalang

Kesunyian malam kian terasa menyakitkan ditengah gundah lara jiwa yang engkau tinggalkan dipadang ilalang, hari - hari yang lalu terasa begitu sempurna ketika senyum itu masih sehangat mentari pagi, ketika pelukan cintamu masih memberikan kedamaian dan ketika kasihmu masih menerangi hari - hariku. Engkau adalah kesempurnaan yang pernah kumiliki namun takdir telah melumpuhkan seluruh hidupku dengan merebutmu dari sisiku. Aku salah karena merasa telah mengenalmu begitu dalam, aku keliru menilai senyummu yang hangat dan aku tertipu dengan keceriaan yang telah menghiasi jiwa ini. Begitu berartinya engkau untuk hidupku hingga saat ini luka itu masih terasa mengalirkan darah segar yang sulit disembuhkan. Ketika percikan - percikan rasa yang terasa indah menyelimuti reluang hati, aku tak sanggup untuk mendustainya. Gelora jiwa setiap aku membayangkan senyum penuh cinta dan kasih darimu seolah - olah memberikan nafas baru untuk jiwa yang sempat beku. Sungguh aku tak sanggup berpaling dari cintamu, jeruji kasihmu terlalu kuat dan kokoh untuk ku dustai hingga merasuki pori - pori jiwa yang membuat aku tak berdaya. Kesempurnaan itu hanyalah milik Sang Khalik, manusia tidak akan sanggup menentangnya walau sekuat tenaga untuk mempertahankannya namun semua menjadi sia - sia. Engkau pergi membawa separuh jiwa ini, meninggalkan aku untuk selamanya. Kesunyian malam telah memisahkan kita, aku bersimpuh di hadapan - MU untuk memohon Engkau jangan pernah pergi menjauh dariku. Terlalu sesak dada ini bila mengingatmu yang kini telah menghadap - Nya, aku masih bersimpuh di tengah padang ilalang hati yang kain usang mengharapakan kemurahan hati - Mu, untuk memberikan aku kekuatan hati. Cinta itu telah menyiksaku dengan kepergianmu meninggalkan aku sendiri disini walau aku tahu dirimu tak menginginkan semuanya terjadi pada kita, pada saat hati ini begitu bahagia memilikimu, mencintaimu adalah anugrah terindah yang harus disyukuri, nikmat yang tak terlupakan namun engkau meninggalkan aku untuk merangkai malam yang kian kelam dan tak berbintang. Jiwa yang kini kian sepi telah memenjarakan sebuah rasa untuk tetap menatapmu di antara bayang - bayang malam. (My dairy)

Tidak ada komentar: